Pada dasarnya ketenagakerjaan sanggup diklasifikasikan minimal menjadi tiga macam yakni tenaga kerja terdidik (skill labour), tenaga kerja terlatih (trainer labour), tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour). Pada kesempatan ini akan dijelaskan mengenai pengertian dan referensi tenaga kerja terdidik, terlati dan tidak terlatih beserta kelebihan dan kekurangannya.
Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) ialah tenaga kerja yang pernah memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum pernah dilatih dalam bidang tersebut. Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum berpengalaman. Guru dan dokter ialah referensi tenaga kerja terdidik. Keuntungan di dalam menentukan tenaga kerja yang belum berpengalaman ini antara lain:
- Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah harganya alasannya tidak memiliki kekuatan posisi tawar yang tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan.
- Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di masyarakat sehingga perusahaan akan lebih leluasa menentukan tenaga kerja yang dianggap memenuhi persyaratan dan berpotensi untuk sanggup ikut memajukan perusahaan.
- Tenaga kerja yang belum berpengalaman lebih gampang untuk dibuat dan diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
- Perusahaan harus merencanakan menciptakan aktivitas training tertentu kepada tenaga kerja yang belum berpengalaman semoga benar-benar terampil dan menguasai di bidangnya.
- Perusahaan harus rela mengeluarkan sejumlah uang guna membiayai jalannya aktivitas training yang telah direncanakan.
- Untuk mengakibatkan tenaga kerja terdidik menjadi terlatih memerlukan proses waktu yang usang sehingga hasil yang dicapai oleh perusahaan tentu tidak menyerupai dikala merekrut tenaga kerja terlatih.
Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Yang dimaksud tenaga kerja terlatih ialah tenaga kerja yang telah bekerja dan pernah mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya, contohnya seorang yang telah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi, maka mereka sanggup digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja terlatih ini sanggup disamakan dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Contoh tenaga kerja terlatih ialah sopir dan montir. Keuntungan dalam menentukan tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini antara lain:
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman memiliki tingkat produktivitas tinggi sehingga sanggup secara eksklusif menawarkan santunan yang besar bagi perusahaan.
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan training khusus dan hanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga perusahaan tidak perlu menciptakan aktivitas training menyerupai yang terjadi pada tenaga kerja yang belum berpengalaman.
- Sebagai jadinya perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya untuk training khusus bagi tenaga kerja yang sudah berpengalaman tersebut.
Sedangkan kelemahannya ialah :
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini intinya lebih sulit diperoleh atau didapat alasannya jumlahnya tidak banyak.
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman memiliki daya tawar tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan. Dengan demikian untuk mendapatkannya perusahaan harus siap menawarkan imbalan yang cukup besar.
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman pada umumnya sudah terbentuk karakternya dan sudah jadi sehingga kalau terjadi ketidaksesuaian dengan impian perusahaan biasanya sulit untuk diarahkan dan dibelokkan.
Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)
Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih ialah tenaga kerja di luar tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja tidak terlatih ini merupakan kepingan terbesar dari seluruh tenaga kerja yang ada. Mereka umumnya hanya mengenyam pendidikan formal pada tataran tingkat bawah dan tidak memiliki keahlian yang memadai alasannya memang belum ada pengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik. Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka sanggup digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih. Buruh bangunan dan kuli panggul ialah referensi tenaga kerja yang tidak terlatih.
Keuntungan di dalam menentukan tenaga kerja yang tidak terlatih antara lain:
- Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat murah harganya alasannya di samping tidak memiliki pendidikan formal tingkat tinggi juga keterampilan yang dimiliki tidak ada. Dengan demikian posisi kekuatan tawar menawar menjadi sangat lemah dibanding dengan tenga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih.
- Tenaga kerja yang tidak terlatih ini paling banyak tersedia di masyarakat, bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk menentukan tenaga kerja yang dianggap benar-benar memenuhi persyaratan dan berkomitmen untuk ikut membuatkan perusahaan.
- Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat gampang untuk diarahkan sesuai tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya ialah :
- Tenaga kerja yang tidak terlatih ini hanya sanggup menjalankan perkerjaan yang bersifat umum dan tidak memerlukan keahlian.
- Tenaga kerja tidak terlatih ini hanya sanggup menjalankan pekerjaan yang bersifat rutin dan umunya tingkat inisiatif daya kreativitasnya rendah sehingga bila terjadi hambatan di lapangan mereka akan merasa kesulitan untuk mencari jalan keluarnya
- Tenaga kerja tidak terlatih ini kurang sanggup menjalankan kiprah dan tanggung- jawabnya, sehingga perlu pengawasan yang lebih teratur dari pihak perusahaan.
Demikianlah klarifikasi mengenai tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja tidak terlatih, referensi tenaga kerja terdidik, terlatih dan tidak terlatih, serta kelebihan dan kekurangan tenaga kerja tersebut. Semoga bermanfaat untuk kita semua.