Sebelum membahas mengenai langkah-langkah metode ilmiah, maka perlu diperjelas bahwa metode ilmiah berbeda dengan penelitian ilmiah. Metode ilmiah ialah suatu cara dan proses berpikir secara sistematis dan terkontrol untuk menuntaskan dan memecahkan masalah. Dalam berpikir dengan metode ilmiah, seseorang diharuskan untuk berpikir secara kritsis, analitis, objektif, logis dan konseptual biar bisa memperoleh penyelesaian duduk masalah yang tepat.
Semua penelitian ilmiah wajib dilakukan dengan memakai metode ilmiah. Akan tetapi, tidak semua metode ilmiah bisa dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Perlu pengujian untuk menarik kesimpulan bahwa sebuah penelitian termasuk dalam penelitian ilmiah yang benar dikarenakan telah memakai metode ilmiah yang tepat.
Manusia ialah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai kemampuan berfikir paling cerdas dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Dengan kecerdasan tersebut insan selalu berkeinginan untuk tahu dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah diketahuinya. Dengan demikian insan akan selalu menyebarkan rasa keinginantahuan tersebut melalui pengetahuannya. Sifat keingintahuan insan sanggup berkembang melalui tahapan sistematis yang telah ditentukan, yaitu melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah mengarah pada contoh berfikir logis, analitis (menggunakan analisis), dan empiris (sesuai dengan kenyataan). Adanya sifat empiris inilah yang mengakibatkan kebenaran itu bersifat objektif, artinya kebenaran menempel pada objek, siapa pun yang memandang objek itu niscaya sama. Langkah yang ditempuh oleh para andal biologi dalam memecahkan suatu duduk masalah ialah langkah yang sesuai dengan metode ilmiah. Secara garis besar langkah tersebut terdiri atas: Perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir/landasan teori, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan pengambilan kesimpulan.
1. Perumusan masalah
Perumusan duduk masalah dimulai dari ketertarikan insan terhadap hal-hal tertentu yang menarik dan menjadi perhatiannya. Perumusan duduk masalah merupakan langkah untuk mengetahui duduk masalah yang akan dipecahkan, sehingga duduk masalah tersebut menjadi terang batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk pemecahannya.
2. Penyusunan kerangka berpikir
Dalam menyusun kerangka berpikir diharapkan kemauan untuk mempelajari laporan hasil penelitian orang lain, membaca referensi-referensi, observasi pribadi pada lingkungan atau hasil wawancara dengan para ahli. Kerangka berfikir ini merupakan alasan yang menjelaskan keterkaitan antara aneka macam faktor dengan objek dan balasan terhadap suatu permasalahan. Kerangka berfikir disusun secara rasional menurut penemuan-penemuan yang telah teruji kebenarannya.
3. Menyusun hipotesis
Hipotesis berfungsi sebagai balasan sementara terhadap permasalahan yang timbul menurut kesimpulan kerangka berpikir. Hipotetis hanyalah kesimpulan sementara yang dilakukan dikala berpikir dengan metode ilmiah. Hipotetis ini kemudian akan diuji dengan melaksanakan eksperimen.
4. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan eksperimen/ percobaan. Data yang diperoleh dari melaksanakan percobaan kemudian dianalisis untuk pertanda apakah terdapat fakta- fakta yang mendukung hipotesis.
5. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian terhadap sebuah hipotesis yang telah dirumuskan, apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Pada tahap penarikan kesimpulan inilah sebuah hipotetis dianggap gugur atau tetap diterima sampai ada hasil penelitian gres yang menggugurkannya.
Contoh urutan metode ilmiah dan penerapannya :
- Rumusan duduk masalah : Apakah konsentrasi warna kuning telur itik dipengaruhi oleh jenis makanannya?
- Kerangka berfikir : Dari aneka macam informasi yang diperoleh dan dikembangkan secara logis, analitis dan sintesis, sangat masuk nalar bahwa warna kuning telur itik ditentukan oleh jenis makanannya.
- Rumusan hipotesis : Warna kuning telur itik dipengaruhi oleh jenis makanannya.
- Pengujian hipotesis : Melakukan percobaan dengan memberi kuliner pellet untuk itik sebagai kontrol dan memberi makan selain pellet (jagung, padi) untuk itik yang lainnya. Setelah semua itik bertelur dan telur dipecah warna kuning telurnya ternyata berbeda konsentrasinya.
- Kesimpulan : Konsentrasi warna kuning telur itik dipengaruhi oleh jenis makanannya.
Demikianlah klarifikasi mengenai langkah-langkah metode ilmiah yang dipakai untuk menuntaskan dan memecahkan masalah. Semoga bermanfaat untuk kita semua.