Secara umum, ada 2 faktor penyebab terjadinya perubahan lingkungan. Lingkungan sanggup mengalami perubahan baik lantaran kegiatan insan atau insiden alam. Perubahan lingkungan sanggup menurunkan mutu lingkungan, yang pada balasannya sanggup menurunkan daya dukung lingkungan. Berikut ini yaitu klarifikasi mengenai penyebab terjadinya perubahan lingkungan lantaran faktor alam dan faktor manusia.
Penyebab Terjadinya Perubahan Lingkungan Karena Manusia
Beberapa tindakan insan yang sanggup menimbulkan perubahan lingkungan di antaranya yaitu penebangan hutan, pembangunan sarana dan prasarana, serta penggunaan bahan-bahan intensifikasi pertanian.
1. Penebangan hutan
Secara alamiah hutan mempunyai fungsi yang penting bagi kehidupan. Di samping sebagai sumber plasma nutfah lantaran menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat besar. Hutan juga berfungsi sebagai sumber perekonomian yang penting bagi negara. Dari hasil hutan negara mendapat penghasilan yang cukup besar. Hutan menghasilkan kayu untuk materi baku industri maupun sebagai komoditas ekspor.
Beberapa jenis anggrek langka yang bernilai ekonomi dan ekologi sangat tinggi terdapat di hutan Kalimantan dan Papua. Hutan mempunyai tugas penting dalam daur hidrologi lantaran kemampuannya menyerap dan menyimpan air hujan, sehingga mengurangi tingkat erosi tanah dan ancaman banjir. Tindakan yang kurang bijaksana menyerupai penebangan hutan secara liar dan tanpa disertai upaya-upaya pelestariannya sangat menurunkan fungsi hutan.
Kegiatan perambahan hutan oleh warga sekitar hutan makin memperparah kerusakan ekosistem hutan. Hampir setiap trend kemarau datang selalu terjadi kebakaran hutan akhir dari pembukaan lahan pertanian dan perkebunan dengan cara memperabukan semak belukar. Di samping mengganggu keseimbangan ekosistem hutan, pembakaran atau kebakaran hutan mengakibatkan pengaruh terjadinya polusi udara. Kabut asap yang terjadi setiap tahun mengakibatkan kerugian secara ekonomi, menyerupai tertundanya acara penerbangan pesawat, terganggunya acara warga untuk bekerja, bahkan timbul banyak sekali penyakit yang berkaitan dengan bisul kanal pernapasan yang memerlukan biaya untuk pengobatan dan penyembuhannya.
Kerusakan hutan juga berdampak pada terganggunya daur hidrologi, penebangan hutan akan menghilangkan kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan. Sabuk hutan tidak sanggup menahan derasnya air hujan, akar tumbuhan tidak sanggup menahan tanah dan menyimpan air hujan. Akibatnya air hujan mengikis permukaan lapisan tanah di dasar hutan. Di samping ancaman kekeringan pada trend kemarau, sebagai pengaruh kerusakan hutan banjir dan tanah longsor selalu mengancam pada ketika trend hujan. Oleh lantaran itu santunan hukuman yang tegas bagi pengusaha pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang melaksanakan perusakan ekosistem hutan sangat perlu ditegakkan.
Masyarakat perlu diberi penyuluhan dan penyadaran arti pentingnya hutan bagi kehidupan, pemanfaatan hutan secara bijaksana dan berkelanjutan, serta upaya pelestariannya. Melakukan pengawasan lingkungan hutan diharapkan untuk mencegah dan mengatasi kebakaran hutan sedini mungkin. Pemerintah secara khusus telah menugaskan polisi hutan dan manggala agni untuk melaksanakan upaya pelestarian hutan dan mencegah ancaman kebakaran hutan. Hal yang tidak kalah pentingnya yaitu upaya memberdayakan dan memperbaiki tingkat perekonomian warga sekitar hutan, dengan demikian kegiatan perambahan hutan diharapkan makin berkurang.
2. Penggunaan pestisida dan sistem pertanian monokultur
Untuk mengimbangi peningkatan populasi penduduk yang sangat pesat, diharapkan upaya peningkatan produksi pertanian. Usaha yang sanggup ditempuh di antaranya dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama pertanian, di samping bisa meningkatkan produksi pertanian namun juga mengakibatkan pengaruh negatif bagi lingkungan.
Selain membunuh hama pestisida sanggup menimbulkan janjkematian binatang lain yang bukan sasaran, menyerupai parasitoid yang merupakan musuh alami dari hama tersebut. Pestisida juga sanggup menimbulkan janjkematian organisme pengurai dan basil dalam tanah. Penyemprotan pestisida dalam takaran yang kurang sempurna bahkan sanggup meningkatkan resistensi hama terhadap jenis pestisida tersebut. Oleh lantaran itu penggunaan pestisida sebaiknya dibatasi atau dihentikan.
Pemberantasan dan pengendalian populasi hama sanggup dilakukan dengan kontrol biologi, yaitu memanfaatkan musuh alami hama dan parasitoid yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan pupuk anorganik dalam pertanian juga mengakibatkan pengaruh negatif berupa perubahan struktur fisik dan sifat tanah. Oleh lantaran itu sebaiknya dipakai pupuk organik, menyerupai kompos dan pupuk hijau. Pertanian sistem monokultur yaitu cara bercocok tanam dengan cara menanami lahan pertanian dengan satu jenis tumbuhan saja.
Secara ekologis pertanian monokultur akan meningkatkan kompetisi antartanaman dalam memenuhi kebutuhan zat hara. Setiap jenis tumbuhan memerlukan macam zat hara yang relatif sama. Jika pertanian monokultur dilakukan terus-menerus akan terjadi pengurasan zat hara tertentu sehingga tanah menjadi miskin zat hara. Sistem monokultur juga menimbulkan lemahnya ekosistem. Hama dan penyakit tumbuhan lebih gampang berkembang. Sistem monokultur juga mengurangi diversitas tanaman, yang mengarah pada terjadinya penyederhanaan ekosistem. Dalam jangka panjang, penggunaan pestisida menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan.
3. Pembangunan sarana dan prasarana
Di abad pembangunan, maka pemerintah perlu untuk meningkatkan kualitas sarana dan prassarana semoga sanggup memperlihatkan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Di sisi lain, pembangunan sarana dan prasarana itu tentu saja akan menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan. Memang sebuah dilema yang dilematis.
Pembangunan sarana dan prasarana menyerupai jalan raya akan membutuhkan lahan yang luas dan bisa merusak penggalan ekosistem yang sudah berjalan dengan normal. Selain itu, terkadang pembangunan perusahaan yang ada di daerah pertambangan juga dipastikan akan menimbulkan perubahan lingkungan lantaran potensi limbah dan penebangan hutan yang akan terjadi.Untuk itu, maka diharapkan adab lingkunganhttps://mmpelajaran.blogspot.com/2017/09/etika-lingkungan-pengelolaan-limbah-dan.html demi mencegah kerusakan akhir pembangunan.
Penyebab Terjadinya Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam
Alam mempunyai tugas yang sangat besar akan terjadinya perubahan lingkungan. Bencana alam menyerupai banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami sampai erosi dan pengikisan akan menimbulkan terjadinya perubahan lingkungan.
Banjir yang terjadi di trend penghujan bisa memperlihatkan pengaruh yang sangat besar pada lingkungan. Akibat banjir, maka lingkungan akan menjadi kotor sehingga berpotensi untuk menimbulkan terjadinya banyak sekali macam penyakit yang sangat berbahaya bagi masyarakat.
Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah memperlihatkan pengaruh yang besar terhadap terjadinya perubahan lingkungan. Gempa akan menimbulkan tanah retak, rusaknya kemudahan sarana dan prasarana yang telah dibangun, sampai terbentuknya gunung api yang menimbulkan terjadinya perubaha lingkungan.
Erosi dan pengikisan yang terjadi di pantai akan mengikis permukaan tanah. Dampaknya, tanah yang ada tidak bisa ditanami tumbuhan lantaran tidak subur lagi. Abrasi pantai juga bisa menyebakan rusaknya ekosistem dan lingkungan sekitar pantai.
Selain banjir, gempa bumi dan erosi, ada banyak insiden alam lainnya yang bisa menimbulkan terjadinya perubahan lingkungan. Meletusnya gunung berapi yaitu salah satu hal yang berdampak besar pada perubahan lingkungan. Di satu sisi, letusan gunung api bisa menyuburkan tanah, tapi di sisi lain gunung api juga merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.
Demikianlah klarifikasi mengenai penyebab terjadinya perubahan lingkungan yang disebabkan baik oleh faktor insan maupun lantaran faktor alam. Semoga bermanfaat.