Wednesday, June 5, 2019

Pengertian Tsunami, Gejala Tsunami, Penyebab Tsunami Dan Efek Tsunami Terhadap Lingkungan Alam Dan Sosial

Pengertian tsunami dan tanda terjadinya tsunami


Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang laut. Secara harfiah, tsunami sanggup diartikan sebagai ombak besar di pelabuhan. Jadi, tsunami ialah adalah ombak besar yang terjadi sesudah gempa vulkanik gunung laut, gempa tektonik, atau hantaman meteor di laut. Rangkaian gelombang bahari ini bisa menjalar dengan kecepatan lebih dari 900 km per jam.

Tsunami juga bisa terjadi jawaban longsor. Contohnya ialah peristiwa longsor yang terjadi di teluk Lituya, Alaska. Ketika itu, 81 juta ton es dan bebatuan jatuh ke teluk sehingga menimbulkan gelombang yang menjalar cepat dengan ketinggian 350-500 meter.

Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di bahari yang mempunyai kedalaman 7.000 meter, kecepatan gelombang tsunaminya bisa mencapai 942,9 km per jam. Kecepatan tersebut hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Akan tetapi, ketinggian gelombang di tengah bahari tidak lebih dari 60 cm sehingga kapal yang sedang berlayar di tengah bahari sangat jarang atau sedikit mencicipi tsunami.

Berbeda dengan gelombang bahari biasa, di bahari lepas tsunami mempunyai panjang antardua puncak gelombang sekitar 100 km dengan rentangan waktu 15 menit hingga 60 menit. Saat mencapai tepi laut, kedangkalan mencapai sekitar 30 meter sedangkan kecepatan gelombang akan menurun dan ketinggian gelombang bertambah mencapai puluhan meter. Gelombang tsunami ini bersifat merusak.

Sebagian kota besar di Samudera Pasifik, terutama di Jepang dan Hawaii (Amerika Serikat), mempunyai peralatan sistem peringatan tsunami. Alat ini dipakai untuk memprediski tanda dan proses terjadinya tsunami melalui institusi seismologi yang dimonitor melalui satelit Amerika.

Beberapa wilayah di Indonesia pernah mengalami gelombang tsunami, menyerupai tsunami jawaban letusan gunung Krakatau di Selat Sunda, serta tsunami jawaban gempa tektonik di Lampung, Aceh, dan Pangandaran, Jawa Barat.

Ada beberapa petunjuk alam yang sanggup diperhatikan sebagai tanda terjadinya gelombang tsunami. Tanda-tanda alam seperti  terjadinya gempa bumi yang kuat, surutnya air secara tiba-tiba, berkumpulnya ikan di tepi laut, serta keluar dan bercampurnya burung-burung dan beberapa binatang dari hutan ke perkampungan penduduk. Tanda-tanda alam itu merupakan bentuk peringatan dini yang sederhana dalam mengantisipasi datangnya ancaman tsunami dan kerusakan yang lebih parah.


Penyebab terjadinya tsunami


Gelombang tsunami terjadi sebab kejadian alam yang mengakibatkan berpindahnya masa air bahari ke dalam jumlah besar. Letusan gunung api, gempa di dasar laut, tanah longsor di dasar laut, runtunya gunung api laut, dan jatuhnya meteor atau benda kosmis di bahari mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami. Jika yang jatuh ke bahari ialah meteor yang ukurannya sangat besar, maka akan terjadi mega tsunami yang ketinggian gelombangnya mencapai ratusan meter.

Gempa besar tsunami terjadi akibat  gempa bumi tektonik di dasar laut. Gempa tersebut kemudian menghasilkan gerakan vertikal pada kerak bumi yang mengakibatkan dasar bahari naik atau turun sehingga mengganggu  keseimbangan air bahari di atasnya. Hal ini selanjutnya menimbulkan ajaran energy air bahari yang saat hingga di pantai menjadi gelolmbang besar yang pada karenanya menghasilkan tsunami.

Kemungkinan atas terjadinya mega tsunami yang mengakibatkan tenggelamnya beberapa pulau diperkuat oleh beberapa bukti alam menyerupai letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menimbulkan tsunami dahsyat.

Gelombang tsunami tersebut bisa menyapu provinsi Lampung dan Banten serta menenggelamkan pulau-pulau kecil di sekitarnya sehingga rata dengan permukaan air bahari di Selat Sunda. Gelombang tsunami dengan tinggi 40 meter telah menghancurkan hampir 300 perkampungan dan menewaskan lebih dari 36.000 penduduk.


 Pengertian tsunami dan tanda terjadinya tsunami Pengertian Tsunami, Tanda-Tanda Tsunami, Penyebab Tsunami dan Dampak Tsunami Terhadap Lingkungan Alam dan Sosial


Dampak tsunami terhadap lingkungan alam dan sosial


Kita mungkin masih mengingat dahsyatnya gelombang tsunami yang menyapu Provinsi Aceh pada tahun 2004 yang mengakibatkan tewasnya 250.000 jiwa. Energi tsunami bisa mencapai 10% dari energy gempa pemicunya. Gempa dengan kekuatan 9 skala Richter akan menghasilkan gelombang tsunami yang kekuatannya setara dengan 100.000  kali kekuatan bom atom Hiroshima.

Selain itu, faktor bentuk pantai, dasar bahari wilayah pantai, sudut datangnya gelombang, dan bentuk kepingan depan gelombang tsunami yang menghadap ke pantai, sangat kuat terhadap kerusakan yang ditimbulkan. Bencana tsunami yang terjadi dalam kurun waktu tertentu telah banyak menimbulkan korban, baik di Indonesia maupun di dunia.

Korban tewas jawaban tsunami biasanya terjadi sebab tenggelam, terseret arus, terkubur pasir, terhantam serpihan atau puing, dan lain-lain. Bentuk kerusakan lingkungan hidup di tempat yang dilanda gelombang tsunami  antara lain ialah pencemaran air dan tanah, kerusakan dan kehancuran pemukiman, bangunan pantai, lahan pertanian, hutan, perkebunan, dan pertambakan.

Tsunami juga sanggup meluluhlantahkan akomodasi ekonomi menyerupai pasar, perbankan, aktivitas produksi, musnahnya bahtera nelayan, pertokoan, perhotelan, dan lain-lain. Tsunami juga mengakibatkan terjadinya kerusakan akomodasi umum menyerupai jalan raya, jembatan, rel kereta api, dan pelabuhan.


Demikianlah klarifikasi mengenai pengertian tsunami, gejala gelombang tsunami, penyebab terjadinya gelombang tsunami dan efek terjadinya tsunami terhadap lingkungan alam dan sosial.

Load comments