Monday, September 23, 2019

Proses Sosial Disosiatif : Pengertian Persaingan (Competition), Kontravensi (Contravention), Pertikaian Dan Konflik

Proses sosial disosiatif seringkali disebut proses oposisi, yang berarti proses yang cenderung ke arah perpecahan dan merenggangkan solidaritas antara anggota kelompok. Bentuk-bentuk proses sosial disosiatif antara lain ialah persaingan, kontravensi, pertikaian dan konflik. Berikut ini ialah klarifikasi mengenai proses sosial disosiatif tersebut.


Persaingan (Competition)


Persaingan ialah suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.

Persaingan merupakan suatu proses sosial disosiatif yang terjadi ketika ada pihak yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan dilakukan dengan norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku pada masyarakat tersebut. Persaingan yang disertai dengan kekerasan dan bahaya dinamakan dengan persaingan tidak sehat. Persaingan yang dilakukan secara sehat disebut fair play.

Fungsi persaingan ialah sebagai berikut :
  1. Menyalurkan impian individu atau kelompok yang sama-sama menuntuk dipenuhi, padahal sulit dipenuhi secara serentak.
  2. Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat terutama kepentingan dan nilai yang menjadikan kelompok.
  3. Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta  peranan yang sesuai dengan kemampuannya.



Kontravensi (Contravention)


Kontravensi merupakan bentuk proses sosial disosiatif yang ditandai oleh ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.

Kontravensi merupakan perilaku menetang secara tersembunyi biar tidak menjadikan perselisihan secara terbuka. Bentuk-bentuk kontravensi antara lain sebagai berikut :
  1. Kontravensi umum, contohnya mengancam pihak lawan, protes.
  2. Kontravensi sederhana, contohnya menyangkal pernyataan orang di depan umum.
  3. Kontravensi intensif, contohnya mengembangkan gossip, menghasut.
  4. Kontravensi rahasia, contohnya berkhianat atau membocorkan rahasia.
  5. Kontravensi taktis, contohnya mengejutkan lawan, provokasi, intimidasi.



Pertikaian


Pertikaian ialah proses sosial disosiatif yang disebabkan semakin tajamnya perbedaan antara kalangan tertentu di dalam masyarakat. Pertikaian merupakan bentuk lanjutan dari kontravensi.


Konflik


 yang berarti proses yang cenderung ke arah perpecahan dan merenggangkan solidaritas antar Proses Sosial Disosiatif : Pengertian Persaingan (Competition), Kontravensi (Contravention), Pertikaian dan Konflik


Konflik ialah proses sosial disosiatif di mana orang per orang atau kelompok berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan cara menentang pihak lawan.

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya konflik antara lain sebagai berikut :
  1. Kondisi-kondisi, menyerupai dominasi politik, eksploitasi ekonomi, dan perkembangan ekonomi.
  2. Kondisi-kondisi intelektual, menyerupai idealisme, pragmatisme, naturalisme,  dan evolusi sosial.
  3. Kondisi-kondisi biografi, menyerupai kelas bawah, riwayat pendidikan, dan karir politik dan akademik.


Adapun faktor-faktor penyebab konflik antara lain sebagai berikut :
  1. Perbedaan individu yang meliputi perasaan dan pendirian.
  2. Perbedaan latar belakang kebudayaan.
  3. Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok menyangkut bidang ekonomi, sosial dan politik.
  4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak.


Macam-macam konflik yang sanggup terjadi antara lain sebagai berikut :
  1. Konflik dalam peranan sosial, contohnya konflik antara tugas dalam keluarga dan profesi.
  2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
  3. Konflik antara kelompok yang terorganisir.
  4. Konflik antara satuan nasional.
  5. Konflik antarnegara atau negara dengan organisasi internasional.


Konflik merupakan proses sosial disosiatif yang tajam. Konflik akan membawa akhir positif apabila dilema yang dipertentangkan dan kalangan yang saling bertentangan memang konstruktif, yakni sama-sama dilandasi kepentingan masyarakat yang lebih baik.

Akibat konflik ialah sebagai berikut :
  1. Meningkatkan solidaritas sesame anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  2. Keretakan kekerabatan antara anggota kelompok, contohnya akhir konflik antarsuku.
  3. Perubahan kepribadian pada individu, contohnya muncul rasa benci dan saling curiga akhir perang.
  4. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
  5. Dominasi bahkan penaklukkan salah satu pihak yang terlibat konflik.


Demikianlah klarifikasi mengenai bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang meliputi persaingan , kontravensi, pertikaian dan konflik. Semoga bermanfaat. 

Load comments