Tuesday, October 15, 2019

Macam-Macam Agen-Agen Sosialisasi Atau Media Sosialisasi Dan Peranannya

Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi dalam ilmu sosiologi disebut dengan agen-agen sosialisasi atau media sosialisasi. Fuller dan Jacobs mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama atau pihak-pihak yang melaksanakan proses sosialisasi utama. Keempat biro atau media sosialisasi tersebut ialah keluarga, kelompok sebaya atau sobat sepermainan, sekolah, dan media massa. Berikut ini ialah klarifikasi mengeanai agen-agen sosialisasi dan peranannya.


Peran Keluarga Sebagai Agen Sosialisasi


Pada awal kehidupan seseorang, keluarga ialah agen sosialisasi pertama. Individu pertama kali bersosialisasi dengan orang renta dan saudara kandungnya. Namun, dalam masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family), biro sosialisasi tidak hanya orang renta dan saudara kandung, tetapi juga paman, bibi, kakek, dan nenek, termasuk sepupu. Pada kala modern menyerupai sekarang, kiprah baby sitter dan pengasuh pada daerah penitipan anak juga memliki kiprah sangat besar menyerupai keluarga utama dalam proses sosialisasi seorang anak.

Gertrude Jaeger mengemukakan bahwa kiprah biro sosialisasi pada tahap awal (primer) terutama orang renta sangat penting. Pentingnya keluarga sebagai biro sosialisasi pertama terletak pada pentingnya beebrapa kemampuan yang diajarkan dalam tahap ini. Seorang bayi akan berguru berkomunikasi secara mulut dan non-verbal pada tahap ini.

Bati akan berguru komunikasi melalui pendengaran, penglihatan, indera perasa, dan sentuhan fisik. Banyak andal beropini bahwa kemampuan-kemampuan tertentu hanya sanggup diajarkan dalam periode tertentu saja. Proses sosialisasi akan gagal jikalau proses itu terlambat dilakukan atau pun terlalu dini dilakukan.




Peran Kelompok Sebaya atau Teman Sepermainan (Peer Group) Sebagai Agen Sosialisasi


Setelah anak sanggup berjalan, berbicara, dan bepergian, ia akan mulai berinteraksi dengan sobat sebayanya, yang biasanya berasal dari keluarga lain. Pada tahap ini, anak memasuki game stage, fase di mana ia mulai mempelajari hukum perihal peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat.

Dengan bermain dengan teman-temannya yang berperan sebagai biro sosialisasi, anak mulai mengenal nilai-nilai keadilan, kebenaran, toleransi, dan solidaritas. Contohnya, bermain dengan sobat dihentikan curang atau menang sendiri. Apabila curang dan mau menang sendiri, maka teman-temannya tidak akan mau lagi bermain dengannya.


pihak yang melaksanakan sosialisasi dalam ilmu sosiologi disebut dengan  Macam-Macam Agen-Agen Sosialisasi atau Media Sosialisasi dan Peranannya

Peran Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi


Agen sosialisasi berikutnya ialah pendidikan formal atau sekolah. Di sini seseorang akan mempelajari hal gres yang tidak diajarkan di dalam keluarga maupun kelompok sepermainannya. Sekolah mempersiapkannya untuk peran-peran di masa mendatang ketika tidak bergantung lagi kepada orang tua.

Sekolah tidak saja mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan mempengaruhi intelektual anak, tetapi juga mempengaruhi hal lain menyerupai kemandirian, tanggung jawab, dan tata tertib. 

Menurut Dreeben, di sekolah seorang anak harus berguru mandiri. Apabila di rumah seorang anak sanggup mengharapkan dukungan orang tuanya dalam melaksanakan banyak sekali pekerjaan, maka di sekolah sebagian besar kiprah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.



Peran Media Massa Sebagai Agen Sosialisasi


Media massa ialah agen sosialisasi yang sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan seseorang ketika ini apalagi dengan berkembangnya internet dan media social. Media massa terdiri dari media cetak dan juga media elektronik  yang bisa menjangkau sejumlah orang dalam waktu yang singkat.

Minat anak-anka terhadap banyak program televise secara tidak eksklusif telah menjadi biro sosialisasi bagi belum dewasa tersebut. Anak-anak berguru banyak hal dari yang mereka saksikan di televisi. Perilaku belum dewasa bisa cenderung mejadi bergairah jikalau banyak menikmati tontonan yang mengandung konten-konten kekerasan.


Pesan-pesan yang dipelajari dari setiap biro sosialisasi tidak selalu sepadan satu dengan yang lainnya. Apa yang diajarkan keluarga bisa saja berbeda dengan apa yang diajarkan di daerah sepermainan dan sekolah.

Jika pesan-pesan yang disampaikan setiap biro sosialisasi sepadan, maka proses sosialisasi akan berjalan dengan lancer. Sebaliknya jikalau saling bertentangan, maka akan dijumpai kecenderungan seseorang mengalami konflik pribadi alasannya galau dan terombang-ambing oleh agen-agen sosialisasi tersebut, menyerupai mengikuti aliran  keluarga atau sobat sepermainannya. 

Demikianlah klarifikasi mengenai macam-macam biro sosialisasi atau media sosialisasi dan perananya bagi kehidupan seseorang.

Load comments