Wednesday, January 15, 2020

Perkembangan Sosiologi Di Indonesia

Sosiologi di Indonesia bersama-sama telah berkembang semenjak dahulu. Walaupun tidak mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, para pujangga dan tokoh bangsa Indonesia telah banyak memasukkan unsur-unsur sosiologi dalam ajaran-ajaran mereka. Sri Paduka Mangkunegoro IV, misalnya, telah memasukkan unsur tata relasi insan pada banyak sekali golongan yang berbeda (intergroup relation) dalam anutan Wulang Reh.

Selanjutnya, Ki Hajar Dewantara yang dikenal sebagai peletak dasar pendidikan nasional Indonesia banyak mempraktikkan konsep-konsep penting sosiologi menyerupai kepemimpinan dan kekeluargaan dalam proses pendidikan di Taman Siswa yang didirikannya. Hal yang sama sanggup juga kita selidiki dari banyak sekali karya ihwal Indonesia yang ditulis oleh beberapa orang Belanda menyerupai Snouck Hargoronje dan van Vollenhoven sekitar masa 19. 

Mereka memakai unsur-unsur sosiologi sebagai kerangka berpikir untuk memahami masyarakat Indonesia. Snouck Harguronje, misalnya, memakai pendekatan sosiologis untuk memahami masyarakat Aceh yang risikonya dipergunakan pemerintah Belanda untuk menguasai kawasan tersebut.

Dari uraian di atas, sanggup kita lihat bahwa sosiologi pada awalnya, yaitu sebelum Perang Dunia II hanya dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu lainnya. Dengan kata lain, sosiologi belum dianggap cukup penting untuk dipelajari dan dipakai sebagai ilmu pengetahuan, yang terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

Secara formal, sekolah tinggi aturan (Rechtsshogeschool) di Jakarta pada waktu itu menjadi satu-satunya forum perguruan tinggi yang mengajarkan mata kuliah sosiologi di Indonesia walaupun hanya sebagai komplemen mata kuliah ilmu hukum.

Namun, seiring perjalanan waktu, mata kuliah tersebut lalu ditiadakan dengan alasan bahwa pengetahuan ihwal bentuk dan susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi di dalamnya tidak dibutuhkan dalam proses pembelajaran hukum.

Dalam pandangan mereka, yang perlu diketahui hanyalah perumusan peraturannya dan sistem-sistem untuk menafsirkannya. Sementara, penyebab terjadinya sebuah peraturan dengan tujuan sebuah peraturan dianggap tidaklah penting.

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sosiologi di Indoensia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Adalah Soenario Kolopaking yang pertama kali memperlihatkan kuliah sosiologi dalam Bahasa Indonesia pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM).

Akibatnya, sosiologi mulai mendapat tempat dalam insan akademisi di Indonesia apalagi sehabis semakin terbukanya kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk   menuntut ilmu di luar negeri semenjak tahun 1950. Banyak para pelajar Indonesia yang khusus memperdalam sosiologi di luar negeri, lalu mengajarkan ilmu itu di Indonesia.

Buku sosiologi dalam Bahasa Indonesia pertama kali diterbitkan oleh Djody Gondokusumo dengan judul Sosiologi Indonesia yang memuat beberapa pengertian fundamental sosiologi. Kehadiran buku ini mendapat sambutan baik dari golongan bakir di Indonesia mengingat situasi revolusi yang terjadi ketika itu.

Buku ini seakan mengobati kehausan mereka akan ilmu yang sanggup membantu mereka dalam perjuangan memahami perubahan-perubahan yang terjadi sedemikian cepat dalam masyarakat Indonesia ketika itu. Selepas itu, muncul buku sosiologi yang diterbitkan oleh Bardosono yang merupakan sebuah diktat kuliah sosiologi yang ditulis oleh seorang mahasiswa.

Selanjutnya, bermunculan buku-buku sosiologi baik yang ditulis oleh orang Indonesia maupun yang merupakan terjemahan dari bahasa asing. Sebagai contoh, buku Social Changes in Yogyakarta karya Selo Soemardjan yang terbit pada tahun 1962.

Tidak kurang pentingnya, tulisan-tulisan ihwal masalah-masalah sosiologi yang tersebar di banyak sekali majalah, koran, dan jurnal. Selain itu, muncul pula fakultas ilmu sosial dan ilmu politik di banyak sekali universitas di Indonesia di mana sosiologi mulai dipelajari secara lebih luas dan mendalam. Bahkan, pada beberapa universitas didirikan jurusan sosiologi yang diharapkan sanggup mempercepat dan memperluas perkembangan sosiologi di Indonesia.

 Sosiologi di Indonesia bersama-sama telah berkembang semenjak dahulu Perkembangan Sosiologi di Indonesia


Demikianlah klarifikasi mengenai perkembangan sosiologi di Indonesia. biar goresan pena ini bermanfaat untuk kita semua. 

Load comments