Saturday, January 18, 2020

Objek Sosiologi Dan Pokok Bahasan Sosiologi

Kita semua tahu bahwa sosiologi mempunyai kekerabatan bersahabat dengan masyarakat. Ilmu sosiologi banyak membahas gejala-gejala sosial, aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan sosial, dan fakta-fakta sosial yang ada di dalam masyarakat. Yang menjadi pertanyaan ketika ini ialah apakah kita tahu objek sosiologi dan pokok bahasan sosiologi ?

Pada kesempatan ini akan dijelaskan mengenai objek sosiologi dan pokok bahasan sosiologi. Berikut ini ialah penjelasannya:


Objek sosiologi


Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius berarti mitra dan logos berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang berbicara mengenai masyarakat. Sebagai kepingan dari ilmu sosial, objek sosiologi ialah masyarakat.

Sosiologi memfokuskan diri pada hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Masyarakat sebagai objek studi sosiologi menunjuk pada sejumlah insan yang telah sekian usang hidup bersama dan mereka membuat banyak sekali peraturan hidup sehingga membentuk kebudayaan. 

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat ini, yakni :
  1. Sejumlah insan yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Di dalamnya insan saling mengerti dan merasa dan mempunyai harapan-harapan sebagai akhir dari hidup bersama itu. Terdapat sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur kekerabatan antarmanusia dalam masyarakat tersebut.
  2. Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu kesatuan.
  3. Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu sitem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan di mana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.



Pokok bahasan sosiologi


Untuk mengetahui apa saja yang menjadi pokok bahasan sosiologi, terlebih dahulu kita perlu melihat beberapa pandangan dari tokoh-tokoh sosiologi mengenai hal tersebut. Dua tokoh perintis yang akan dibahas ialah Emile Durkheim dan Max Webber, sedangkan tokoh masa sekarang diwakili oleh C. Wright Mills dan Peter L. Berger.


Pokok bahasan sosiologi berdasarkan Emile Durkheim


Menurut Durkheim, pokok pembahasan sosiologi ialah fakta-fakta sosial. Yang dimaksud dengan fakta-fakta sosial ialah pola-pola atau sistem yang mempengaruhi cara insan bertindak, berpikir, dan merasa. Fakta sosial tersebut berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah murid diwajibkan untuk tiba sempurna waktu, memakai seragam dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan yang mempunyai hukuman tertentu jikalau dilanggar.

Dari pola tersebut bisa dilihat adanya sistem yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak, dan merasa, yang bersifat memaksa dan mengendalikan si individu (murid). Contoh lain mengenai fakta sosial ialah pembagian kerja (division of labour). 

Dalam masyarakat terdapat spesialisasi aspek kehidupan, menyerupai bidang ekonomi, pendidikan, politik, hukum, atau kesenian yang berada di luar individu dan bersifat mengendalikan dan memaksa individu. Kita bertindak harus sesuai aturan-aturan yang terdapat dalam aspek-aspek tersebut. Sebagai contoh, seorang pelajar harus tiba ke sekolah dan mencar ilmu sebagaimana aturan pendidikan mensyaratkannya.


Pokok bahasan sosiologi berdasarkan Max Webber


Menurut Webber, pokok kajian sosiologi ialah tindakan sosial. Namun, tidak semua tindakan insan sanggup dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan disebut tindakan sosial hanya jikalau tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan sikap orang lain. 

Sebagai  contoh, menanam bunga untuk kesenangan eksklusif bukan merupakan tindakan sosial. Namun, mananam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba untuk mendapat perhatian orang lain merupakan tindakan sosial. Contoh lain, orang yang bunuh diri lantaran penyakit menahun bukan merupakan tindakan sosial. Namun, bunuh diri lantaran mencuri sehingga merasa bersalah pada orang tuanya merupakan tindakan sosial.

Max Webber ingin menekankan bahwa tindakan tertentu sanggup mempunyai makna subjektif bagi pelakunya. Guna memahami makna subjektif dari tindakan individu tersebut, seorang psikolog harus bisa melaksanakan tenggang rasa (merasa sama senasib sepenanggungan dengan orang lain). Dia harus sanggup menempatkan dirinya pada posisi pelaku sehingga sanggup menghayati pengalamannya.


Pokok bahasan sosiologi berdasarkan Wright Mills


Pokok bahasan sosiologi berdasarkan C. Wright Mills populer dengan sebutan khayalan sosiologis (the sosiological imagination). Khayalan sosiologis ini diharapkan untuk sanggup memahami apa yang terjadi di dalam masyarakat maupun apa yang ada di dalam diri manusia. Menurut Mills, dengan khayalan sosiologis, kita bisa memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan kekerabatan antara keduanya.

Alat untuk melaksanakan khayalan sosiologis ialah personal troubles of milieu dan public issues of social structure. Personal troubles or milieu ialah permasalahan eksklusif individu dan merupakan bahaya terhadap nilai-nilai pribadi, sedangkan public issues of social structure merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan eksklusif individu.

Sebagai contoh, jikalau suatu kawasan hanya mempunyai satu orang yang menganggur, maka pengangguran tersebut ialah personal trouble. Masalah individual ini pemecahannya bisa dengan peningkatan skil pribadi. Sementara jikalau di suatu kota ada 5 juta penduduk yang menganggur dari 10 juta penduduk yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan public issue yang pemecahannya menuntut kajian yang lebih luas.


Pokok bahasan sosiologi berdasarkan Peter L. Berger


Pokok bahasan sosiologi berdasarkan Peter Berger ialah pengungkapan realitas sosial. Seorang sosiolog harus bisa menyingkap banyak sekali tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengakui aturan-aturan ilmiah dan melaksanakan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, pengamatan tabir secara jeli, dan menghindari evaluasi normatif. Hal ini disebabkan lantaran realitas sosial ialah sebuah bentukan dan bukan merupakan sesuatu yang ada begitu saja.

 Kita semua tahu bahwa sosiologi mempunyai kekerabatan bersahabat dengan masyarakat Objek Sosiologi dan Pokok Bahasan Sosiologi


Demikianlah klarifikasi mengenai objek sosiologi dan pokok bahasan sosiologi. Semoga goresan pena ini bermanfaat untuk kita semua.  

Load comments