Monday, April 8, 2019

Fungsi Hormon Auksin, Giberelin Dan Sitokinin Pada Pertumbuhan Tanaman

Seperti kita ketahui, bahwa pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh hormone. Hormon auksin, giberelin dan sitokinin ialah hormon yang paling mempunyai tugas besar dalam pertumbuhan tanaman. Ketiganya merupakan hormon pertumbuhan tumbuhan yang berperan besar dalam perkembangan tumbuhan. Berikut ini ialah klarifikasi mengenai fungsi hormone auksin, giberelin dan sitokinin pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Fungsi Hormon Auksin Pada Tanaman 

Auksin merupakan hormon pertumbuhan yang sangat penting. Auksin ditemukan oleh F.W. Went pada tahun 1928. Senyawa tersebut didapatkan pada ujung koleoptil kecambah Avena Sativa sejenis gandum. Selain di ujung koleoptil, auksin dihasilkan juga pada ujung batang, tunas puncak daun muda, dan buah yang sedang tumbuh. Auksin berfungsi untuk memacu perpanjangan sel di tempat belakang meristem. Auksin beredar ke seluruh badan tumbuhan dari sentra pembentukan, yaitu di ujung koleoptil, menuju ke arah basipetal, yaitu akar.

Berdasarkan eksperimen sanggup ditunjukkan bahwa walaupun batang diletakkan terbalik, yaitu ujung batang berada di bawah, auksin tetap akan dialirkan menuju akar yang dalam keadaan tersebut berada di atas. Dari hasil penelitian sanggup diketahui ada beberapa macam auksin, di antaranya: 
  1. Auksin a – terdapat pula pada urine binatang dan manusia. 
  2. Auksin b – terdapat pada minyak kecambah jagung.

Beberapa auksin dibentuk secara sintetis, yaitu Asam Indole Asetat, Asam Indole Butirat, dan Asam Naftalen Asetat. Heteroauksin dikenal juga dengan nama Asam Indole Asetat. Secara ringkas fungsi hormon auksin ialah sebagai berikut: 
  1. Merangsang pembelahan, perpanjangan, dan diferensiasi sel-sel pada tempat titik tumbuh. 
  2. Menghambat pembentukan tunas. 
  3. Merangsang pembentukan bunga dan buah.

Hubungan Auksin dengan Beberapa Proses Fisiologi Secara fisiologis fitohormon besar lengan berkuasa terhadap banyak sekali proses, di antaranya proses pengembangan sel, fototropisme, geotropisme, pertumbuhan akar, partenokarpi, peluruhan, dan apikal dominan. 

(1) Proses pengembangan sel 

Heteroauksin yang dihasilkan di belahan ujung memengaruhi sintesis enzim tertentu yang kelak akan diteruskan menuju dinding sel dan menimbulkan dinding sel menjadi elastis. Dengan adanya sifat lentur tersebut, dinding sel gampang merenggang dan sanggup tumbuh memanjang.

(2) Fototropisme 

Fototropisme ialah insiden pergerakan tumbuhan ke arah datangnya cahaya. Hal ini terjadi lantaran belahan yang tidak menerima cahaya akan bertambah panjang dan lebih cepat. Cholodnydan Wentmenerangkan bahwa cahaya menimbulkan terjadinya pemindahan auksin secara lateral dari belahan yang terkena cahaya menuju belahan yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian, jumlah auksin yang ada di belahan gelap akan lebih banyak daripada di belahan terang. Hal ini menimbulkan belahan batang yang tidak terkena cahaya akan bertambah panjang lebih cepat, jadinya batang membelok ke arah cahaya.

(3) Geotropisme 

Geotropisme ialah imbas gravitasi bumi terhadap pertumbuhan yang terdiri atas: (a) Geotropisme positif, yaitu gerak akar yang mengarah ke sentra bumi. (b) Geotropisme negatif, yaitu gerak batang yang menjauhi sentra bumi.

(4) Auksin dan pembentukan akar 

Dari pengalaman sehari-hari sanggup diketahui adanya tumbuhan yang sanggup dibiakkan secara vegetatif dengan stek. Pemakaian banyak sekali macam fitohormon pada stek daun, batang, dan akar sanggup merangsang pertumbuhan akar, ibarat auksin asam Indole Butirat, dan asam Naftalena Asetat. Pengetahuan pemakaian banyak sekali macam fitohormon dalam merangsang pertumbuhan akar dimanfaatkan para petani untuk membiakkan secara vegetatif biar keturunannya tetap mempunyai ciri-ciri yang diinginkan ibarat induknya dan tumbuh cepat.

(5) Partenokarpi 

Partenokarpi ialah pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan sehingga menghasilkan buah tanpa biji, ibarat yang terjadi pada buah pisang, anggur tak berbiji, dan jeruk tak berbiji. Buah partenokarpi sanggup dihasilkan secara buatan dengan cara proteksi auksin pada putiknya. Untuk itu dipakai asam Indole Butirat, giberelin, dan sitokinin. Pengetahuan tersebut di atas dimanfaatkan para petani untuk menghasilkan buah-buahan tanpa biji ibarat yang telah kita nikmati cukup umur ini.  Menurut penelitian Muir(1924), kandungan auksin pada ovarium yang mengalami pembuahan meningkat dan menimbulkan pembengkakan dinding ovarium. Pembengkakan ini disebabkan oleh auksin yang berasal dari serbuk sari atau auksin yang disintesis pada bakal buah sebagai hasil rangsangan serbuk sari. Pemberian auksin pada bunga merupakan suplai auksin tanpa adanya serbuk sari.

(6) Apikal dominan 

Apikal lebih banyak didominasi merupakan suatu tanda-tanda bahwa selama pucuk batang (tunas terminal) masih ada, pertumbuhan tunas samping (tunas lateral) akan terhambat. Kalau tunas terminal dihilangkan, tunas ketiak daun akan segera tumbuh. Pengaruh tunas pucuk (terminal) yang menekan tunas lateral disebut apikal dominan. Dalam percobaan, kalau tunas terminal yang dipotong diganti dengan potongan agar-agar yang mengandung auksin, tidak terjadi pertumbuhan tunas lateral, kalau potongan agar-agar tadi diambil, pertumbuhan tunas lateral akan terbentuk.

(7) Peluruhan 

Peluruhan merupakan suatu proses alami yang terjadi pada belahan tumbuhan, ibarat pada daun, buah, dan bunga. Peluruhan akan berlangsung lantaran terbentuknya suatu lapisan melintang yang sel-sel parenkimnya terpisah lantaran proses penuaan. Lapisan tersebut dinamakan lapisan peluruh pada tangkai daun, bunga, dan buah. Jika helai daun dipotong, tangkai daun akan meluruh lantaran hilangnya persediaan auksin pada daun. Akan tetapi, kalau tangkai daun tersebut diberi auksin, peluruhan sanggup terhambat.

 bahwa pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh hormone Fungsi  Hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin Pada Pertumbuhan Tanaman

Fungsi Hormon Giberelin Pada Tanaman


Giberelin ditemukan oleh F. Kurasawa(1926) yang diperoleh dari jenis jamur Gibberella Fujikuroi, benalu pada tumbuhan padi. Gibberella ini besar lengan berkuasa pada pembelahan dan pemanjangan sel tumbuhan. Dari percobaan di University of Michigan, kubis yang tingginya biasanya hanya 3 dm, sehabis diberi giberelin tingginya sanggup mencapai 3,5 m.  Selain itu, giberelin juga mempercepat pertumbuhan buah-buahan sehingga waktu panen sanggup dipercepat hingga hampir 50%.

Sebelum giberelin sanggup diisolasi, jamur Gibberella dikultur dalam medium cair, maka cairan akan mengandung sekresi dari jamur tersebut. Sekarang telah diketahui bahwa giberelin terdapat pada banyak sekali belahan jenis tumbuhan sebagai regulator pertumbuhan. 

Di Jepang Seorang petani Jepang sanggup menyebarkan lobak dengan memanfaatkan hormon giberelin hingga panjangnya mencapai 1,2 m dengan bobot 20 kg.


Fungsi Hormon Sitokinin pada Tumbuhan 


Pada tahun 1950, F. Skoog dan C.O Miller menemukan regulator pertumbuhan yang disebut sitokinin. Pada tumbuhan, sitokinin merangsang pembelahan sel (sitokinesis) yang banyak besar lengan berkuasa pada pertumbuhan akar dan tunas. Sitokinin diperoleh dari ragi, santan kelapa, ekstrak buah apel, dan dari bahan tumbuhan lain. Penelitian terakhir mengatakan bahwa sitokinin berperan dalam pengontrolan hampir semua fase pertumbuhan, bekerja sama dengan auksin. Sitokinin yang telah usang dikenal ialah kinetin dan zeatin.

Demikianlah klarifikasi mengenai fungsi hormon auksin, giberelin dan sitokinin pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Semoga bermanfaat. 

Load comments